Kau hadir saat terpuruk ku disini
Hancur luluh lantah karena Nistanya
Ku katakan pada rekan kalau di sini “Tak ada”
Tapi aku termakan oleh kataku ini
Sebelumnya kita belum pernah bertemu
Tapi aku coba mencari tahu
Dari sekian manusia hanya kamu yang merespon pesanku
Tibalah pertama kali kita bertemu
Tapi aku masih ragu
Hari berganti hari, keraguankupun silih berganti
Aku yakin Kalau lara hati akan segera terobati
Pertama kali kita pergi bersama
Kita memakai kostum yang sama
Apakah ini suatu pertanda dari Sang Pencipta?
Hingga tiba saat kita bersama
Setiap detik, setiap menit, setiap hembus nafasku
kulihat ragamu
Hitam putih sifatmu terurai jelas dimataku
Semakin lama, aku lupa akan lara
Satupersatu skenario yang kubayangkan kini jadi nyata
Kita ibarat memainkan sebuah drama
Aku dan kamu sebagai tokoh utama
Kusadari kita sama
Sama-sama Tuna-Cinta
Sifat, gadget, fisik, darah, gaya, Acara,kita sama
Kuberharap skenario Tuhan berjalan bersama
Kita dalam lingkaran yang sama
Lima kali kita selalu bersama
Apakah hanya kebetulan semata?
Tidak, semua skenario Sang Pencipta
Pada suatu senja
Untuk pertama kita menikmati Senja
Berdua di atas kereta kencana
Hari-hari terlewati bersama
Suka, gelisah, selalu bersama
Karena kita masih di bawah bulan yang sama
Tanpa terasa drama telah purna
Aku benar-benar lupa pernah Lara
Tuhan telah memberi obatnya
Obat yang membuat lupa akan waktu lusa
Ketika aku sedang mendung,
cukup ingat senyum dan pelangimu
Akhirnya waktu membuat kita tidak bertemu
Kita kembali kepada realita kita
Menjalani amanah yang sempat tertunda
Tapi aku percaya
Kita sedang memandang bulan purnama yang sama
(to be continue)