Hallo,
selamat tahun baru 2015 ya gaes. Alhamdulilah kita masih diberi kesempatan buat
menikmati kehidupan di tahun 2015 ini. Semoga di tahun yang baru ini, semangat
juga baru, pacar juga baru, eh. Ya semoga resolusi yang belum terwujud di tahun
2014, bias terwujud di tahun ini.
Ini
adalah postingan pertama gue di tahun 2015 ini. Beberapa hari ini gue
memutuskan balik lagi ke rumah menikmati liburan bersama keluarga. Maklum, kemarin
gue di PHP-in dosen (lagi).
Berhubung
masih ada waktu sebelum skripsi, gue berencana traveling ke kota. Rencana, gue
mau traveling ke museum, soalnya gratis men. *mental anak kos*
Siang
itu, gue berangkat ke kota meski pagi hari udah diguyur hujan, hujan kenangan.
Rencana, beberapa museum yang akan gue kunjungi adalah museum Diponegoro dan
Museum Soedirman.
Museum
Diponegoro terletak di kantor karisidenan Kedu, yang enggak lain adalah tempat
penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda. Sedangkan museum Soedirman adalah
bekas rumah dinas Jendral Soedirman sebelum wafat.
Sampe
di Museum Diponegoro, gue langsung masuk
ke pos jaga. Enggak mungkin kalo gue tiba-tiba aja nyelonong masuk ke museum.
Bisa-bisa gue digampar orang.
“Permisi
pak, apa benar di sini museum Diponegoro?” kata gue sambil bersalaman dengan
petugas.
“Iya
mas, ada apa?”
“Saya
mau berkunjung pak, ingin wisata ke museum Diponegoro.”
“Owh… masnya kelas berapa?” kata petugas.
“…”
Gue
diem sejenak. Wew, gue masih terlihat kayak anak sekolahan Meen. Alhamdulilah,
masih ada orang yang mengira gue anak SMA.
“baru
skripsi pak.”
“…”
Setelah
ngobrol-ngobrol, gue dan ditemani pak satpam menuju lokasi. Maklum aja, karena
petugas yang bertugas lagi ada kepentingan, pak Satpam mau jadi guide.
Syukurlah.
Gue
diajak masuk ke dalam ruang kamar. Di dalam ruang ini terdapat foto, lukisan pangeran
Diponegoro. Kamar yang enggak terlalu besar, ya kira-kira lebih besar lah dari
kamar kosan, kampret. Di dalam ruang terdapat kursi yang dijadikan tempat
perundingan pangeran Diponegoro dan Belanda. Bahkan gue masih dapat melihat
bekas cakaran Pangeran Diponegoro di kursi. Di sebelah kursi, ada juga jubah
pangeran Diponegoro. Ada tempat sholat pangeran Diponegoro juga, pokoknya keren
deh. Barang-barang di kamar ini jadi saksi bisu masa lalu.
*Kursi perundingan Belandadan P. Diponegoro
*Jubah P. Diponegoro
Setelah
puas melihat isi museum, gue enggak lupa foto-foto dulu. Maklum aja, bagi gue,
foto itu seperti mesin waktu. Foto bisa membawa
kita ke masa lalu, eh. Tapi, gue akui pemandangan disini bangus banget.
Orang Belanda emang pinter memilih view. Di depan terdapat pemandangan Gunung
Sumbing. Kadang museum ini sering banget dijadikan lokasi foto prewed.
*BEkas Kantor Karisidenan Kedu
Setelah
puas, gue pamitan dengan petugas dan menuju Museum Soedirman. Letaknya enggak
jauh sih, sekitar 5 kilo dari museum
Diponegoro.
Sampe
di lokasi, gue cuman mangap-mangap aja. Kondisi museum sepi banget, cuman gue
dan tukang parkir penjaga taman bermain di depan museum. Guepun langsung masuk
ditemani penjaga museum. Kalo gue lihat, bangunan di sini biasa aja, seperti
rumah dinas tentara pada umumnya. Iya, disini adalah rumah dinas Jendral
Soedirman ketika di MAgelang, bahkan di sini Jendral Soedirman meninggal. Di
dalam museum terdapat meja, tempat tidur Jendral Soedirman. Bahkan, meja tempat
memandikan jenazah Jendral Soedirman juga ada, horror banget.
*museum Soedirman
“MAs…
kok sepi, enggak ada pengunjung ya?” gue penasaran.
“Iya,mas,
biasanya kalo hari libur ada pengunjung kok mas.”
“Emang
yang berkunjung dari mana aja mas? Luar kota?” gue makin penasaran.
“YA
kebanyakan dari luar daerah, orang local malah jarang.”
“…”
Ternyata
enggak cuman di Museum Soedirman aja yang curhat seperti itu. Tadi, di museum
Diponegoro juga seperti itu, sepi pengunjung. Gue yakin, kalo minat masayarakat
sekitar tentang museum sangat rendah. Mereka pasti kurang berminat tentang
museum. Boro-boro orang tua, bahkan generasi muda aja enggak mau main ke museum.
Apakah mereka takut melihat ke belakang, ataukah mereka gagal move on, lhoh.
Bung Karno perah bilang, “JASMERAH” Jangan sekali-kali melupakan sejarah, tapi
sejarah mantan boleh kau lupakan.*dicubit bung Karno*.
*Bekas tempat pembersihan Jenazah Soedirman
Sebagai
generasi muda, isilah hari-harimu dengan kegiatan positif dengan berkunjung ke
museum. Belajar kan enggak harus di dalam kelas, di luar kelas juga lebih asik.
Daripada pacaran enggak jelas, pacaran sama yang belum halal, mending ke
museum. *UdahPutusinAja*
Sebenarnya,
fungsi belajar sejarah itu adalah mempelajari masa lalu biar hal buruk yang
terjadi di masa lalu enggak terulang lagi. Traveling enggak harus mahal kok,
yang murah juga ada.
Mungkin
ini aja cerita dari gue, makasih udah baca tulisan gue. Sekalo lagi, semangat,
ya…