Puasa
sebentar lagi… puasa sebentar lagi.. (*cemplung)
Enggak
terasa sebentar lagi bulan puasa, bukan… kemungkinan besuk pagi sudah puasa
ramadhan. Lha sore ini aja para petinggi agama lagi sidang isbat. Kalo besuk
udah puasa, besuk gue kudu beli snack enggak buat dosen? gue galau… *nangis
dibawah siraman gayung
Itulah
perasaan yang gue alamin kemarin sebelum puasa. Alhamdulilah, hasil sidang
isbat mengatakan kalau puasa jatuh pada hari Kamis. Jadi udah diputuskan gue
harus beli snack buat dosen. Oke..oke… lagi ngomongin apaan sih? Kok ada snack?
Jadi gini, sebelum puasa, gue ada ujian Seminar Kimia. Gue galau, mau beli snak
buat dosen dan peserta apa enggak. Kalau hari Rabu kemarin jadi puasa, gue beli
jajanan yang bisa di bawa pulang aja, tapi kalau hari Rabu beneran jadi puasa
mau enggak mau gue kudu beli snack yang dibawa pulang dan snack yang dimakan
saat ujian.
Sebagai
mahasiswa senior, tugas akhir menjadi momok yang mengerikan. Apalagi tugas
akhir yang enggak cuman satu membuat mahasiswa senior kayak gue ini semakin
galau. Bahkan lebih galau daripada ditolak gebetan sebelum nembak, nyesek. Mau
makan keinget tugas akhir, mau tidur keinget Dosen pembimbing, hina banget.
Selain skripsi, tugas akhir yang harus gue laluin adalah Seminar Kimia, atau
anak-anak lebih suka menyebut SEMKIM. Semkim ini hukumnya wajib bagi mahasiswa
Pendidikan Kimia kayak gue. FYI, semkim itu seperti penelitian Science yang dilakukan di lab. Setelah selesai
ngelab, juga harus membuat laporan Bab 1, sampai daftar pustaka yang kemudian
di seminarkan didepan mahasiswa kimia dan dosen penguji. Singkatnya ya bisa
dibilang Skripsinya anak Fakultas Mipa, Pertanian. Semkim lebih ke scince,
sedangkan Skripsi lebih ke penelitian sosial.
Setelah
ditunda seminggu dari jadwal yang udah disepakati, akhirnya gue akan ujian
Semkim. Sore hari setelah makan malam, gue belanja makanan buat peserta dan
dosen penguji. Gue lebih memilih belanja ketimbang balajar buat ujian besuk,
hina banget. Gue udah pusing banget mau belajar, ya anggep aja seperti
presentasi biasa. Kalau enggak bisa pas ditanya, ya jawab aja “Wanita”. Lhoh…
kok wanita? Iya, karena wanita selalu
benar, dan cowok selalu salah.
Setelah
pulang dari belanja, saatnya mempersiapkan administarasi dan berkas ujian
SEMKIM. Salah satunya adalah presensi hasil mengikuti minimal 10 Semkim. Gue
baru boleh ujian semkim kalo gue udah ikut 10 Semkim temen dan kakak tingkat.
Setelah gue siapkan presensi, tiba-tiba ada keganjilan. Gue hitung jumlah
presensi, ternyata kurang 1, padahal gue udah merasa ikut 10 semkim. Mendadak
busa segar keluar dari mulut gue gara-gara shock.
Setelah
gue inget-inget lagi, ternyata ada satu presensi yang belum gue minta dari
temen gue. Tanpa menunggu Annisa kembali ke grup CherryBelle, gue mengirim SMS
ke temen-temen dan temen gue punya presensi tapi enggak ada nama gue disitu.
*nangis makin kenceng.* gue juga enggak lupa nelpon si pemilik presensi,
tapi, teen gue cumab bisa bilang.
“Maap Wis… absennya
lupa naroh. Gue cari kok enggak ketemu.”
“…”
Gue
segera tiduran di Zebra Cross dan menunggu lampu menyala hijau. Apa yang harus gue
lakuin? Masa gue harus bikin absen palsu. Tapi entar enggak Varokah. Masih belum
kapok ya sama yang palsu-palsu, bahkan sampe mantan yang cintanya palsu Nu?
*Curhat*
*Kring..*
Tiba-tiba
hape gue berdering dengan indahnya. Padahal hape gue dalam kondisi Silent,
indah dari mananya?
“Wis… presensiku udah
ketemu… mau diambil kapan?”
“Beneran? Makasih ya…
Sekarang gue ke kosmu”
“…”
Alhamdulilah,
ternyata Allah masih sayang sama gue. Malam itu juga gue pergi ke kos belakang kampus
untuk mengambil presensi Semkim temen. Malam itu juga segala persiapan udah
beres dari power point, makalah, lembar acara, dan enggak lupa Snack.
Keesokan
harinya, ujian Semkim dimulai jam 9 pagi. Temen-temen banyak yang datang
meskipun enggak masuk ke dalam. Hanya beberapa temen seangkatan dan adik
tingkat yang masuk ke dalam ruangan. Suport dan semangat dari temen-temen
seangkatan membuat gue makin mantep untuk ujian. Enggak lupa, keluar KKN juga
enggak lupa memberikan suport. Mesti cuman lewat media sosial, tapi tetep aja
hal kecil itu menjadi spirit buat gue.
Ujian
yang berlangsung sejam, akhirnya berakhir dengan revisian, dan gue dinyatakan
LULUS. *tepok tangan*. Meski sebelumnya gue dibantai dengan pertanyaan sesat
dari adik tingkat ketimbang temen seangkatan. Dasar adik tingkat durhaka, hahaha. Selesai ujian, masalah baru muncul. Gue enggak
tahu apa yang harus gue revisi. Meskipun dosen udah menuliskan beberapa catatan
revisi, tapi kalau seperti ini gue kudu gimana?
Seminar
proposal udah, Seminar kimia juga udah, tinggal satu langkah lagi, UJIAN
SKRIPSI. Ya semua dinikmati aja prosesnya, pokoknya tahun ini kudu lulus, malu
sama temen-temen gue yang udah pada wisuda.