Whats
up semua, gimana kabarnya? Setelah hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan
Tiktok diblokir kominfo, akhirnya tesis gue kelar juga. Tinggal nunggu revisian
dosen, abis itu sidang. Mohon doanya ya gaes, semoga gue bisa sidang sesegera
mungkin.
Enggak
terasa udah beberapa bulanini gue jarang update blog. Bahkan di bulan Mei dan
Juni gue absen nulis di blog ini, dan malah asik nulis di draft tesis, IG, dan
twitter. Oke, mulai sekarang gue akan sedikit demi sedikit update blog.
Pada
tulisan kali ini, gue akan membahas tentang objek wisata. Yap, selama masa menunggu
koreksian naskah tesis, gue lebih banyak menghabiskan waktu di jalanan. Maksudnya,
gue bukan ngemis dan ngamen di jalan keleus. Gue lebih sering hunting foto ke
tempat-tempat yang berbau masa lalu. Bisa dibilang napak tilas tempat-tempat
bersejarah gitu. Lokasinya lebih banyak di kota kelahiran gue, Magelang. Menurut
gue, Magelang merupakan kota tertua nomer 3 di Indonesia, dan Magelang pernah
menjadi pusat kolonial zaman Belanda pada waktu itu.
Jadi,
siang tadi, gue pergi ke salah satu tempat di Magelang, tepatnya di gedung UGM cabang
Magelang. Banyak orang kaget dan baru tau kalau UGM udah buka cabang. Jadi dulunya
UGM membuka cabang di Kota Magelang. Tepatnya di kompleks bekas karisidenan
Kedu, atau orang-orang lebih mengenal museum Diponegoro. UGM cabang Magelang
ini berdiri tahun 1964. Tapi sayang,
pada tahun 1976, kampus cabang di Magelang ini terpaksa ditutup. Lha gimana
enggak ditutup, soalnya ada kendala jarak. Jadi dosen dari UGM harus pergi ke
Magelang dulu untuk mengajar. Karena kendala jarak, akhirnya kampus ini ditutup
dan ditarik ke kampus pusat.
Kampus
UGM cabang Magelang ini mempunyai tiga jurusan, yaitu teknik, ekonomi, dan hukum.
Jurusan yang cukup favorite dan diidamkan pada zaman dulu (bahkan sampe
sekarang kelus). Kampus cabang UGM ini mempunyai mahasiswa sekitar 1800-an, ya
bisa dibilang angka yang cukup sedikit mengingat UGM merupakan kampus yang
cukup terkenal pada waktu itu.
Setelah
ditinggalkan ketika lagi sayang-sayangnya, maka dibuatlah monumen untuk menandai
bahwa di Magelang pernah berdiri kampus UGM cabang Magelang. Pada tahun 2007,
monumen ini dibangun.
Ironisnya,
bangunan bekas UGM cabang Magelang ini enggak terawat. Kaca dan ternit hancur, lantai
kontor, rumput tumbuh enggak karuan. Pokoknya
bissa dibilang enggak mirip bangunan sejarah. Seharusnya bangunan
bersejarah ini dirawat, didicat, dan kalau bisa bisa dijadikan museum sebagai
edukasi. Tapi ya gimana, lagi,kalau belum hancur atau hilang ya belum diurusin.
Jika bangunan kampus UGM cabang Magelang ini dibiarkan begitu saja, mungkin 10,
20, 30 tahun lalu bangunan ini hanya tinggal cerita aja.
Owh
iya, untuk mencapai tempat ini cukup mudah. Silakan kalian pake google map,
pasti ketemu. Kalian ketik aja museum Diponegoro atau museum BPK RI, pasti
bakal ketemu. Tempat ini satu komplek, jadi gampang buat mencarinya.