Seeffort apapun kamu, Orang Lama Tetaplah Pemenangnya



Tanpa terasa sudah 3 bulan aku menjalani hubungan searah dengan Apsara. Iya searah. Cuman aku yang suka dan sayang Apsara, sedangkan Apsara hingga hari ini masih belum sayang balik. Semalam aku menyempatkan bertemu dengannya karena kebetulan hari itu Apsara libur dan aku juga kebetulan sedang berada di Jogja. 

Sebenernya jauh-jauh hari aku sudah menyiapkan rencana untuk bertemu Apsara. Ketika Apsara bilang kalau hari Rabu dia libur, aku segera mengatur jadwal untuk bertemu dengannya. Pagi hari sebelum berangkat aku bilang kalau aku bakalan ke Jogja, ternyata dia baru bilang kalau hari tersebut dia akan scaling gigi. Rencanaku bertemu Apsara sejak pagi pun harus pupus.

Tapi, aku masih punya plan B

“Eh Dek… aku temani scaling ya… aku lagi gabut di kosan. Aku juga lagi gak kuliah.”

“Ehm.. gak usah Mas. Aku bisa sendiri.”

“Kenapa kamu menolak? I am okay. Kamu malu dianterin pacarmu yang gak goodlooking gini?”

“Gak mas. Aku bisa sendiri.” Apsara keukeuh.

“…”

Aku cuman diem saja. Kenapa dia kekeuh gak mau quality time sama aku? Pacar mana yang gak seneng dianterin cowoknya? Emang bener, disini aku merasa lonely, merasa gak dianggap, merasa emang cuman aku doank yang effort, sedangkan Apsara gak. Logiknya, semakin cepat bertemu, semakin banyak waktu yang bisa dihabiskan untuk kita berdua sebagai pasangan kekasih. 

Aku pun memilih diam daripada mendebat Apsara. Karena terakhir kali mendebat Apsara berujung berantem dan asing. Aku pun kembali mengalah.

Keesokan harinya aku berangkat ke Jogja. Aku sangat effort berjumpa dengan Apsara. Aku udah potong rambut agar terlihat lebih rapi, mencuci motor biar kinclong. Soalnya Apsara adalah cewek yang suka cowok rapi dan bersih.

Singkat cerita, sore  hari jam 3 sore Apsara ngabarin kalau dia udah pulang scaling. Aku tunggu, kok dia nggak ngechat. Hingga aku pun memberikan kode kapan kita bisa ketemuan. Harapanku, sore itu juga kita bisa ketemu. Tapi kenyataannya,

“Habis magrib aja kali yak?”

Itulah jawaban yang Apsara berikan kepadaku. Betapa hancur hati ini membaca jawaban Apsara. Dimana-mana orang pengen cepet-cepet ketemu pacarnya, kan? Ya beginilah mencintai orang yang nggak mencintai kita. Walaupun status kami pacaran, Apsara tidak punya effort seperti yang aku miliki.

Sore itu aku sudah lelah, tidak bisa berpikir lagi.

“Ya Udah, nanti sore aja. Kabarin kalau kamu sudah siap.” Pesan terakhir yang aku kirimkan ke Apsara.

“Ok…” jawaban singkat Apsara. Jawaban dry text seperti tukang Galon langgananku di kos.

Semua rencana yang telah aku susun beberapa hari lalu hancur total. Kok ada ya perempuan setega ini.

Singkat cerita, sore hari Apsara ngabarin kalau udah siap. Aku pun bergegas menjemput Apsara di kosannya yang berada di sekitar jalan Magelang. 

Aku pun tiba di kosan. Tidak berapa lama, Apsara keluar dari balik pintu.

“Hai… mau makan di mana mas?” sapa Apsara.

“Terserah kamu aja, aku udah gak bisa mikir.” Ucapku dengan singkat.

Apsara mengajakku makan malam di Mie Bandung yang ada di dekat Sanata Dharma. Makan di foodcourt ini mengingatkanku makan bersama teman-teman Kimia dulu. Kami berdua makan dan ngobrol seperti biasa.

Setelah selesai makan, aku masih ingin berbicara 4 mata dengan Apsara. Tentunya ngobrol di Mie Bandung bikin aku nggak nyaman, karena tempatnya kecil dan enggak enak dengan pemilik warung.  Aku pun mengajak Apsara nongkrong di sebuah coffee shop di Jalan Kaliurang dekat Tempo Gelato.

“Gimana kelanjutan hubungan kita? Masih mau dicoba sampai Januari?” aku memulai obrolan.

“Kok Januari? Sampe Desember aja. Mas. Sampai hari ini aku tuh masih belum bisa suka sama kamu.”

“Emang apa sih yang bikin kamu gak bisa sayang sama aku? Kamu tuh harus berkomitmen dengan pilihan yang telah kamu pilih. Tiga bulan lalu kamu sudah menerima perasaanku, kamu mau jadi pacarku. Aku juga butuh waktu 3 bulan untuk menunggu jawaban darimu.”

“Waktu itu pertimbanganku, ya udah jalani dulu. Mungkin perasaan bakalan datang dengan sendiri. Tapi, sampai hari ini, perasaan itu nggak datang mas. Aku juga nggak tau. Apa kita coba temenan aja?” Apsara mengalihkan pandangannya ke jendela.

“Gak bisa. Kita coba sampai Desember sesuai permintaan kamu.”

“Tapi… kita udah nyoba berbagai cara, tapi hasilnya sama aja.” Ucap Apsara dengan nada meninggi.

“Oke… emang aku kurang apa? Apa aku pernah kasar sama kamu? Apa aku pernah bentak kamu? Apa aku pernah redflag sama kamu?”

“Enggak Mas, kamu tuh greenflag. Tapi ya namanya perasaan kan nggak bisa dipaksa. Kita udah mau jalan 3 bulan, tapi ya perasaanku masih gini-gini aja.”

“…”

Mendengar jawaban Apsara, hatiku semakin hancur.

“Kamu lagi deket sama cowok, ya?”

“Enggak mas. Aku enggak lagi deket sama siapa-siapa.”

“…”

“Mas… kenapa kita kalau ketemu selalu membahas hal beginian terus? Kenapa kita nggak bahas hal yang nyantai aja. Aku udah capek kerja, kamu juga udah capek kerja. Kenapa nggak membahas hal yang ringan aja.”

Aku cuman terdiam. Malam itu aku tidak banyak berkata-kata. Hatiku sudah hancur dikoyak-koyak sikap dan ucapan Apsara.

Waktu menunjukan pukul 09.30. Apsara sudah minta pengen pulang. Sepertinya dia memang nggak nyaman menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Biasanya kalau dengan teman-temannya, Apsara bisa sampai jam 10, bahkan 11 malam. Terlihat sekali ya kalau Apasara emang gak semangat ketemu aku.

Aku pun mengantar pulang Apsara dan langsung kembali ke kosan.

***

Sesampai di kosan, entah kenapa hatiku masih galau dan ingin sekali membuka instagram. Tidak biasanya aku ingin membuka profil Apsara.

Setelah ku buka, ada hal yang berbeda dengan profilnya. Jumlah postingan feednya bertambah 1, padahal tidak ada postingan foto terbaru. Aku jadi kepo, dan mencari foto yang baru ditambahkan.

Arsip lama Apsara kembali direstore. Sebuah foto bersama teman-temannya yang salah satunya adalah mantan kekasih Apsara. Iya, mantan kekasih yang dijalin hingga lebih dari 3 tahun. Caption yang tertulis dalam foto tersebut adalah “R i n d u”.

Entah kenapa yang terlintas di pikiranku jika Apsara rindu dengan mantan kekasihnya. Aku pun kepo dengan profil mantan Apsara. 

Setelah membuka profil mantan Apsara, si Supri. Ada hal yang mengganjal dan nggak asing dengan profil mantan Apsara. Iya, Profil Apsara dan si Supri mirip. Hanya ada sebuah caption/ quotes pada halaman profil mereka.  Aku juga merasa sejak aku kenal Apsara, dia tidak pernah mengubah quotes yang ada di profilnya.

Dari sini aku menyimpulkan, kalau Apsara dan Supri masih sama-sama saling mencintai. Seolah-olah mereka masih mempertahankan perasaan mereka melalui profil Instagram mereka. 

“ada sesuatu yang sebaiknya tidak diungkapkan, tidak terdengar, tidak diketahui.” Sebuah caption yang tertulis di profil instagram Apsara. 

“Mencari yang diketahui dan tidak diketahui” caption yang ada di profil IG Supri, mantan Apsara saat kuliah.

Dari sini terlihat sebuah irisan dan kesamaan. Logika bodohku juga tahu. Bahkan foto-foto bersama mantan masih terposting di IG Apsara. Hingga hari ini Apsara belum pernah sekalipun memposting diriku. Dia masih menutupi kalau aku pacar dia. Sungguh sakit banget, kan? Bahkan sampai hari ini, Apsara masih berkomunikasi dan berhubungan dengan Supri.

Ya semoga aja Apsara membaca tulisan ini dan bisa sekedar sadar kalau selama ini yang dia lakukan sangat jahat.

Seharusnya dia bisa mengingat kenangan-kenangan indah yang telah kami lalui. Misalkan awal pertemuan kita, pertemuan kedua yang berakhir terjebak hujan, menghabiskan waktu di timezone, main bowling untuk pertama kali, pergi ke Pasar Kangen, dan setiap minggu aku mendatangi kosan Apsara jauh-jauh dari Magelang. Aku yakin Apsara sudah melupakan itu.

Hubunganku dan Apsara hanya ditentukan dalam 4 bulan ke depan. Jika tidak ada perkembangan, maka 4 bulan ke depan hubungan kami akan berakhir dan kami akan jadi dua orang asing lagi. Tetapi jika 4 bulan lagi di akhir tahun Apsara mulai suka denganku, maka hubungan kami akan lanjut ke hubungan yang lebih serius.

Aku minta doanya ya para pembaca tulisanku. Doaku ingin yang terbaik, semoga kami bisa langgeng sampai kakek nenek dan Aku menjadi pelabuhan terakhir dalam biduk asmara Apsara.



Comments